Candi Sumberawan
user_9481960
json
5 months ago
24 kB
5
Indexable
{ "lokasi": { "alamat": "Jalan Bodean Krajan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia - 65153", "jam_buka": "07.30-16.00", "pemandu": "Dika Maulana", "nomor_telepon": "+62 812-3451-7527", "harga_tiket": "Gratis", "fasilitas": "Loket masuk, Papan informasi, Papan larangan, Toilet, dan Tempat sampah", "image": "" }, "larangan": { "deskripsi": "1. Merusak atau Merubah fungsi dan bentuk cagar budaya.\n2. Mencuri atau memperjual-belikan cagar budaya.\n3. Memindahkan, membawa, memisahkan, memugar cagar budaya tanpa izin instansi terkait.\n4. Mencoret-coret cagar budaya di lokasi situs.\n5. Mengotori atau membuat keonaran di situs cagar budaya.\n\nBarang siapa yang melanggar larangan tersebut akan dikenakan sanksi sesuai pasal 101 S/D 112 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 1 tahun dan setinggi-tingginya 15 tahun atau denda sekurang-kurangnya Rp. 500.000.000 (Lima ratus juta rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 2.500.000.000 (Dua milyar lima ratus juta rupiah).", "image": "" }, "sejarah": { "deskripsi": "Candi Sumberawan merupakan salah satu candi peninggalan yang berada di wilayah kerajaan Singosari (bahasa Jawa Singhasāri) atau kerajaan Tumapel. Candi Sumberawan dibangun pada akhir era Majapahit yaitu Tahun 1359 M. Candi Sumberawan dibangun untuk mentransformasi mata air menjadi tirta amerta. Transformasi ini tidak merubah wujud air, namun merubah sifat dan khasiat air menjadi tirta amerta. Sumberawan disebut sebagai Kasurangganan. Kasurangganan adalah taman bidadari atau taman surga nimfa. Kasurangganan merupakan sebuah tempat yang dipilih Prabu Hayam Wuruk sebagai tempat beristirahat dalam perjalanan keliling Jawa Timur. Prabu Hayam Wuruk adalah Maharaja ke-4 Majapahit mencapai puncak kejayaannya dan luas daerah kekuasaannya diberi nama Nusantara yang sangat luas yang dibantu oleh Gajah Mada sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa. Prabu Hayam Wuruk merupakan keturunan Raden Wijaya pendiri dan Maharaja pertama Majapahit. Raden Wijaya juga merupakan keturunan dari kerajaan Singosari yaitu keponakan Raja Kertanagara (Candi Singosari) yang berasal Anusapati, putra Ken Dedes dan Tunggul Ametung. Pembangunan Candi Sumberawan bertujuan untuk mentransformasikan mata air menjadi tirta amerta. Transformasi ini tidaklah mengubah air namun hanya khasiat didalamnya yang berubah. Tirta amerta diyakini merupakan air suci yang menjadi minuman para dewa. Selain itu, keyakinan bahwa sumber mata air di lokasi Candi Sumberawan adalah terusan dari Gunung Arjuno menguatkan alasan jika sumber mata air ini banyak memiliki khasiat. Kata Sumberawan berasal dari kata “Sumber” yang berarti mata air dan “Rawan” yang berarti telaga karena terdapat telaga yang berasal dari beberapa sumber mata air. Telaga tersebut menjadi sumber mata air masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi, dan minum. Istilah Sumberawan berasal dari kata Sansekerta Bhariwahana atau Bariawan, yaitu penunggang merak (Sang Buddha). Terdapat hubungan yang signifikan antara Stupa Sumberawan dengan telaga mata air yang berada di sekitarnya, yaitu fungsi petirtaan dalam agama Buddha dan simbol kesuburan tanah, sehingga di tepi telaga dibangun pesanggrahan candi. Candi Sumberawan digunakan kegiatan ritual keagamaan umat Buddha (ibadah Hari Raya Tri Suci Waisak), Upacara Abhiseka, dan Festival Tirta Amerta Sari yang merupakan suatu tradisi turun-temurun yang dilaksanakan setiap tahun di area Situs Stupa Sumberawan, serta malam 1 Suro. ", "image": "" }, "arsitektur": { "deskripsi": "Candi Sumberawan merupakan bangunan suci agama Buddha yang berbentuk stupa semakin ke atas semakin mengecil. Bangunan Candi Sumberawan berbahan batu andesit. Candi Sumberawan keseluruhan memiliki panjang 6,3 m, lebar 6,3 m, dan tinggi 2,6 m. Candi Sumberawan terdiri dari batur, kaki, dan stupa. Stupa terdiri dari lapik berdenah bujur sangkar berukuran 4,24 m x 4,24 m, kaki stupa berdenah segi delapan dengan bantalan Padma (bunga teratai) dan tubuh stupa berbentuk Genta dimana pada bagian puncaknya telah hilang, dengan tinggi stupa 2,42 m. Bagian puncak stupa tidak utuh dan tidak rata, serta bagian barat puncak stupa lebih pendek. Situs Candi Sumberawan selain stupa terdiri dua sumber air (Sendang), prasasti, dua bakal arca/arca unfinished, struktur susun coba, satu kelompok temuan lepas candi berbahan andesit, dan sendang Kahuripan. Sendang yang tepat di sudut tenggara situs terdapat bangunan terbuka yang memiliki sumber mata air. Bangunan ini difungsikan sebagai tempat pemandian atau ritual pensucian diri dengan nama Sendang Drajat. Bagian dalam Sendang Drajat terdapat bangunan tertutup dengan dua ruangan yang disekat tembok. Selain kolam sumber air, pada bagian dalam sendang juga terdapat satu batu dakon yang terdiri dari tiga lubang atau lesung. Prasasti berbahasa Belanda berada di bawah pohon yang berada di depan Sendang Drajat dan di sudut tenggara stupa. Arca unfinished berada di sebelah utara struktur stupa dan sejajar dengan struktur susun coba stupa. Arca unfinished berbahan batu andesit berwarna abu-abu dengan tekstur permukaan kasar dan dipenuhi dengan bekas pahatan. Struktur susun coba tersusun dari dua jenis batu yang berbeda dengan dan sebagian batu disusun secara acak dan tidak beraturan membentuk lingkaran. Batu pada kumpulan batu tersebut terdiri dari batu polos, pelipit, batu sudut, dan batu dengan hiasan. Kelompok temuan lepas berada di sebelah barat struktur susun coba dan memiliki level tanah yang lebih rendah. Temuan lepas tersebut berjumlah 19 yang terbuat dari batu andesit berwarna abu-abu. Sendang Kahuripan merupakan sumber mata air yang berada di sudut barat laut Situs Stupa Sumberawan. Sendang kahuripan dikeliling oleh dinding beton dengan posisi pintu masuk di sebelah utara. Tepat di depan pintu masuk terdapat anak tangga untuk turun ke sumber air. Pada bagian dalam sendang terdapat lantai beton berbentuk segi delapan dan patung kura-kura.", "image": "" }, "relief": { "deskripsi": "Candi Sumberawan tidak dihiasi relief ataupun menyertakan ukiran angka tahun pembuatannya.", "image": "" }, "pemugaran": { "deskripsi": "Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur pertama kali dan ditemukan pada Tahun 1904. Pada Tahun 1935, Dinas Purbakala Hindia Belanda oleh Ir. Van Romondt melakukan pengkajian atas bangunan ini dan berhasil melakukan pemugaran terhadap kaki bangunan ini pada tahun 1937, sedangkan sisanya direkonstruksi secara darurat.", "image": "" }, "tanaman_lanskap": { "deskripsi": "Tanaman lanskap Candi Sumberawan terdiri dari pohon, perdu, semak, dan ground cover yang berfungsi sebagai ameliorasi iklim atau kenyamanan, merekayasa lingkungan atau fisik, arsitektural, religi atau ritual, ekonomi, dan keindahan. Tanaman lanskap yang berfungsi sebagai religi atau ritual pada Candi Singosari adalah Cempaka putih (Magnolia × alba DC), Cempaka Kuning (Magnolia champaca L), Melati (Jasminum sambac L), Pohon Bodhi (Ficus religiosa L), Pulai (Alstonia scholaris L), Nagasari (Mesua ferrea L), Kalpataru (Hura crepitans L), Kenanga (Cananga orodata), Kamboja kuning (Plumeria rubra L), dan Beringin Putih (Ficus benjamina L).", "image": "" }, "kegiatan": { "deskripsi": "Kegiatan ibadah agama Buddha adalah Hari Raya Waisak memperingati tiga peristiwa utama dalam kehidupan Buddha Gautama, yakni kelahiran, pencerahan, dan wafatnya yang merefleksikan komitmen terhadap ajaran Buddha, serta menunjukkan belas kasih dan kemurahan hati. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun (antara bulan Mei atau Juni).\n\nKegiatan bulan Suro (1 Muharram) adalah berasal dari kata Suro (bahasa Arab) yakni Asyura yang berarti sepuluh atau dimaknai sebagai hari ke-10 bulan Muharram bagi masyarakat Jawa. Juga termasuk salah satu hari yang sakral yang masih dipertahankan hingga saat ini serta dipercaya melalui tradisi dan ritual yang dilaksanakan di malam tersebut akan membawa keberkahan dan kebaikan bagi masyarakat. Masyarakat Jawa banyak yang meyakini bahwa Malam Satu Suro ini termasuk adat Kejawen dimana pada saat pelaksanaannya akan terdapat pertunjukkan seni dan budaya hingga beberapa adat dan ritual yang berkaitan dengan kebiasaan masyarakat Jawa. Terlepas dari hal itu, banyak masyarakat yang mempercayai bahwa Malam Satu Suro ini merupakan malam yang angker dan mistis. Hal ini yang semakin membuat Satu Suro sangat sakral bagi masyarakat Jawa. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun (Juni).\n\nTradisi Kirab Tirta Amerta Sari (TKTAS) adalah salah satu kegiatan budaya yang dilaksanakan untuk melestarikan sumber air sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa. Seiring berjalannya waktu, kirab tersebut menjadi ikon budaya di Dusun Sumberawan karena tradisi ini dilakukan di pelataran Candi Sumberawan, Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Tasyakuran Sumber Air Dusun Sumberawan merupakan acara tahunan yang diadakan setiap bulan Sura dan kegiatan ini telah dilakukan secara turun temurun. Kirab Tirta Amerta Sari diadakan di pelataran Sumberawan karena sumber air berada di tempat tersebut. Warga Dusun Sumberawan mendukung acara tersebut sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan sumber air yang melimpah dan agar warga Dusun Sumberawan dapat terus menjaga dan menghargai keberadaan sumber air di Dusun Sumberawan. Pengambilan air dilakukan oleh Kamituwo (kepala Dusun) dengan putri-putrinya yang membawa kendi sambil memakai pakaian adat Jawa berupa pakaian hitam lengkap dengan udengnya untuk Kamituwo dan pakaian kebaya untuk putri-putrinya. Kendi tersebut diiring dari rumah Kamituwo menuju sumber Tirta Amerta yang berada di Candi Sumberawan. Proses pengambilan air dibantu oleh juru kunci. Putri-putri menyerahkan kendi tersebut kepada juru kunci untuk mengambilkan air, kemudian kendi diserahkan kembali untuk dibawa ke pelataran candi. Kemudian dilanjutkan istighosah bersama dengan pelepasan burung dan ikan di kompleks Candi Sumberawan sebagai simbol pelestarian alam dan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dipimpin oleh Kamituwo. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun (Juli).", "image": "" }, "desa": { "nama": "DESA TOYOMARTO", "wisata": [ { "nama": "Agrowisata Wonosari", "pemilik": "PT. Perkebunan Nusantara XII", "deskripsi": "Kebun Teh Wonosari didirikan pada Tahun 1875 yang pada awalnya sebagai kebun kopi dan kina kemudian lahan ini bertransformasi menjadi kebun teh pada Tahun 1910 di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka Kebun Teh Wonosari ini dinasionalisasi dan saat ini dikelola oleh PTPN XII yang adalah sebuah perusahaan negara yang bergerak di bidang agribisnis. Agrowisata Wonosari di lereng Gunung Arjuna menyajikan daya tarik wisata alam, sejarah, dan budaya melalui beberapa destinasi menarik antara lain Budug Asu, kebun Kopi, bukit Kuneer, kebun Teh, Arjuna Geopark, dan kuliner sehingga sejak dahulu digemari oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan nasional atau masyarakat lokal. Budug Asu berada pada ketinggian 1.422 Mdpl menawarkan trekking dan panorama gunung Arjuno dengan hamparan sabana yang luas. Puncak Budug Asu juga dikelilingi oleh keindahan hutan pinus dan kebun kopi, kebun teh, dan hutan pinus. Kebun Kopi di lereng Gunung Arjuno memberikan pengalaman wisatawan belajar tanaman kopi Robusta dan Arabica yang dikelola oleh paguyuban petani kopi secara tradisional di Kecamatan Singosari. Bukit Kuneer merupakan salah satu destinasi wisata yang masih dalam kawasan Kebun Teh Wonosari. Bukit Kuneer dikelilingi oleh kebun teh dengan pemandangan yang indah serta udara sejuk sehingga sangat cocok untuk bersantai dan berfoto di selfie corner yang sudah tersedia. Luas Kebun Teh mencapai 1.144 Ha dan berada pada ketinggian 1000 Mdpl dengan suhu sekitar 19-26 oC sehingga udara sejuk. Wisatawan yang berkunjung dapat melakukan tea walk yaitu kegiatan menelusuri kebun teh dengan cara berjalan. Kebun Teh Wonosari juga terkenal sebagai wisata edukasi karena wisatwan dapat melihat pengolahan teh di pabrik dari awal sampai akhir. Wisatawan juga dapat melihat sambil belajar cara memetik, mengolah sampai menyajikan teh. Wisatawan juga dapat beristirahat di penginapan (cottage) yang disediakan dengan harga terjangkau. Arjuna Geopark adalah wisata menikmati keunikan geologi di Kebun Teh Wonosari dimana wisatawan dapat mengelilingi kebun teh dengan berjalan kaki untuk menikmati pemandangan kebun teh dan taman serta kuliner. Setelah mengelilingi kebun teh wisatawan juga dapat bersantap di restoran yang menyajikan hidangan lokal yang khas dengan harga terjangkau. ", "alamat": "RT.04. RW.07, Bodean Putuk, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65153", "jam": "06.00 - 17.00 WIB", "harga": "Rp. 15.000 - Rp. 20.000", "nomor_telepon": "0811-3637-198", "image": "" }, { "nama": "Eduwisata Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari", "pemilik": "Unit Pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan", "deskripsi": "Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari adalah lembaga di Kabupaten Malang yang berfokus pada produksi dan distribusi semen beku berkualitas untuk meningkatkan mutu genetik ternak di Indonesia. Berdiri sejak Tahun 1975, BBIB Singosari telah menjadi pusat pengembangan inseminasi buatan nasional dengan fasilitas modern dan standar produksi internasional. Selain sebagai pusat produksi, BBIB Singosari juga berperan dalam pelatihan tenaga ahli inseminasi untuk mendukung sektor peternakan di seluruh Indonesia. BBIB menyediakan Eduwisata Tour De Jerami untuk wisatawan yang berkunjung. Tour DE JERAMI adalah wahana wisata edukasi peternakan yang memberikan sensasi healing berbeda dari biasanya. Fitur Tour De Jerami adalah edukasi peternakan on class, Safari perternakan, Taman Kelinci, Interaksi dengan kambing, Perah susu kambing, Selfi spot atau Selfi area, Cooking class, dan museum, serta Playground. Informasi aktifitas Balai Besar Insemnisasi Buatan Singosari secara audiovisual dan melihat aktifitas dengan menggunakan kereta Biosecurity. Wisatawan yang dapat berkunjung antara lain anak-anak segala usia, pelajar, mahasiswa, petani, peternak, dan lainnya", "alamat": "Jl. BBIB No.1, DesaToyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65153", "jam": "08.00 - 15.00 WIB", "harga": "Rp. 30.000 - Rp. 150.000", "nomor_telepon": "(0341) 458359 / 0858-9567-9267", "image": "" }, { "nama": "Griya Anggrek Singosari", "pemilik": "BUMDESMA Singosari", "deskripsi": "Griya Anggrek Singosari adalah sebuah pusat pembudidayaan dan penjualan anggrek yang terletak di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Dikenal sebagai salah satu produsen anggrek berkualitas di Indonesia, Griya Anggrek Singosari telah beroperasi sejak Tahun 2000 dan berkomitmen untuk menghasilkan berbagai varietas anggrek dengan standar tinggi. Griya Anggrek menampilkan kebun anggrek yang indah dan subur, dimana wisatawan dapat menjelajahi berbagai jenis anggrek yang eksotis dalam berbagai warna dan ukuran. Dalam perjalanan wisatawan akan dipandu oleh para ahli budidaya anggrek yang ramah dan berpengetahuan luas serta akan memberikan wawasan tentang teknik dan perawatan yang diperlukan untuk merawat tanaman anggrek dengan baik. Selain itu, Griya Anggrek juga menawarkan berbagai kegiatan menarik seperti workshop tentang perawatan anggrek, sesi foto di tengah kebun anggrek yang memesona, dan penjualan produk-produk berkualitas tinggi seperti bibit dan pupuk anggrek. Pembibitan jenis anggrek yaitu Dendrobium, Cattleya, dan Bulan. Anggrek BUMDESMA Singosari telah diekspor ke luar negeri seperti Taiwan dan Florida. Wisatawan yang berkunjung dapat membeli anggrek yang telah berbunga atau bibit dengan harga yang terjangkau.", "alamat": "5M32+6F Kebun Bibit Rakyat KTH Wonosantri, Ngujung, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65153", "jam": "09.00 - 17.00 WIB", "harga": "Rp. 15.000 - Rp. 400.000", "nomor_telepon": "0895-3664-47298", "image": "" }, { "nama": "Taman Pentungan Sari", "pemilik": "BUMDESMA Singosari", "deskripsi": "Pentungan Sari adalah salah satu destinasi wisata air yang terletak di Kabupaten Malang, menawarkan berbagai wahana dan fasilitas untuk keluarga dan pengunjung dari segala usia. Diresmikan pada Tahun 2016, Pentungan Sari menyediakan beragam atraksi air, termasuk kolam renang dengan berbagai ukuran, seluncuran air, area bermain anak-anak yang aman dan menyenangkan, serta fasilitas tempat makan. Konsep desain mengedepankan unsur alam dengan tata ruang yang menyatu dengan pemandangan sekitarnya sehingga memberikan suasana yang segar dan alami. Pentungan Sari merupakan tempat yang sakral dan istimewa bagi masyarakat Desa Toyomarto karena tempat pelaksanaan upacara penyatuan 7 Mata Air di Desa Toyomarto yang perlu dilestarikan sebagai kearifan lokal. Desa Toyomarto yang dikenal dengan julukan \"Grama Tirta\" atau Desa Air yang merupakan keajaiban alam dan warisan budaya yang mengagumkan dengan upacara adat Grama Tirta. Grama Tirta adalah sebuah acara yang dilakukan setiap tahun pada bulan Suro sangat mempesona dimana tujuh mata air dari tujuh dusun yang berbeda disatukan menjadi satu dan menghadirkan ritual sakral yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Wisatawan yang berkunjung pada saat kegiatan Grama Tirta dapat memahami nilai-nilai budaya dan spiritual yang tercermin dalam upacara adat tersebut. Melalui prosesi penyatuan air, Desa Toyomarto ingin menyampaikan pesan tentang persatuan, kebersamaan, dan kelestarian lingkungan kepada generasi masa depan. Wisatawan juga dapat menyaksikan perayaan budaya pada malam hari dengan sarasehan budaya. Para wisatawan dapat bergabung dalam diskusi tentang budaya lokal, tradisi, dan sejarah Desa Toyomarto. Rangkaian acara Grama Tirta ini dapat disaksikan oleh wisatawan secara gratis dan wisatwan disambut dengan keramahan masyarakat Desa Toyomarto.", "alamat": "Petung Wulung, Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65153", "jam": "07.00 - 1700 WIB", "harga": "Rp. 5.000 - Rp. 10.000", "nomor_telepon": "0822-3430-8619", "image": "" }, { "nama": "Edukopi Wonosantri", "pemilik": "Gus Ulum", "deskripsi": "Wonosantri berdiri sejak Tahun 2013 yang berfokus pada pertanian hutan, produksi kopi, dan edukasi petani dengan nilai-nilai santri, dan konservasi lingkungan. Produk unggulannya Wonosantri adalah Kopi Lembah Arjuna (Le Mar). Nama \"Wonosantri\" berasal dari kata \"Wono\" (hutan) dan \"Santri\" yang mencerminkan semangat belajar untuk memberi manfaat bagi orang lain. Wonosantri memiliki legalitas sebagai perkumpulan sesuai keputusan Kementerian Hukum dan HAM RI serta bernaung sebagai Kelompok Tani Hutan di bawah Dinas Kehutanan Jawa Timur dengan anggota terdaftar 153 KK dan lahan seluas 133 Ha. Wonosantri mengusung motto “Ikhtiar sebagai Doa Lahiriyah dan Doa sebagai Ikhtiar Batiniah”. Wonosantri berkomitmen pada pemberdayaan petani lokal dan konservasi hutan. Proses pengolahan kopi yang teliti dan mengutamakan kualitas sehingga kopi Wonosantri menawarkan cita rasa yang khas dan aroma yang memikat. Setiap biji kopi dipetik dengan cermat untuk mempertahankan keaslian dan keutuhan rasanya. Wisatawan yang berkunjung di Wonosantri dapat melakukan kegiatan seperti budidaya kopi, pasca panen, produksi, jasa pengolahan, tata kelola usahanya, dan eduwisata serta edukopi. Wisatawan juga dapat membeli produk kopi bubuk Fine Robusta dan Le Mar Arabica dengan harga terjangkau.", "alamat": "Jl. Raya Bodean Krajan, RT.06/RW.01, Petung Wulung, Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65153", "jam": "08.00 - 20.30 WIB", "harga": "Rp. 30.000 - Rp. 125.000", "nomor_telepon": "0897-6404-767" }, { "nama": "Sayuran Organik Mandiri Farm", "pemilik": "Ibu Ninuk ", "deskripsi": "Mandiri Farm yang berlokasi di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari didirikan pada Maret 2023 dan berfokus pada budidaya sayuran organik seperti Taichi, Pakcoy, Bayam Merah, Bayam hijau, Sawi, Kangkung, dan Selada keriting. Mandiri Farm mempersembahkan sayuran organik berkualitas tinggi yang dihasilkan secara alami yaitu pupuk kandang dan sekam tanpa menggunakan pestisida atau bahan kimia sintetis serta pengendalian hama alami sehingga yang membantu melestarikan ekosistem lokal dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Kegiatan panen dilakukan setiap hari Senin sampai Kamis untuk memenuhi kebutuhan supermarket di Surabaya dan pabrik makanan bayi. Selain sayuran, Mandiri Farm juga memelihara ikan nila dan lele untuk dikonsumsi masyarakat sekitar sehingga berkontribusi pada penyediaan pangan lokal yang sehat dan berkualitas. Wisatawan yang berkunjung dapat mempelajari proses budidaya dan membeli produk sayur dengan harga yang terjangkau.", "alamat": "Jl. Raya Bodean Krajan, Petung Wulung, Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65153", "jam": "07.00 - 17.00 WIB", "harga": "Rp. 5.000 - Rp. 30.000", "nomor_telepon": "0812-5221-9119", "image": "" }, { "nama": "Kerajinan Sandal Sepon", "pemilik": "Yuni Sasmita", "deskripsi": "Desa Toyomarto terkenal dengan kampung pengrajin sandal yang merupakan home industri, salah satunya adalah Sandal Sepon X-Adrenalin yang telah berdiri selama lebih dari 25 tahun dan menghasilkan produk sandal berkualitas yang dikirim ke berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah. Dengan pengalaman panjang dalam industri alas kaki, Sandal Spoon X-Adrenalin dikenal akan desain yang nyaman dan tahan lama, dirancang khusus untuk aktivitas sehari-hari dan outdoor. Setiap produk dibuat dengan bahan pilihan untuk memastikan kenyamanan dan daya tahan sehingga menjadikannya pilihan terbaik bagi konsumen yang mengutamakan kualitas dan gaya dalam beraktivitas. Wisatawan yang berkunjung dapat mempelajari produksi sandal Sepon serta membeli sandal sepon berbagai model dengan kualitas dan harga yang terjangkau.", "alamat": "Jl. Candirawan, Glatik, Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65153", "jam": "08.00 - 15.00 WIB", "harga": "Rp. 25.000 - Rp. 75.000", "nomor_telepon": "0822-6450-1229", "image": "" } ] } }
Editor is loading...
Leave a Comment